Soal Malaysia

|

Indonesia-Malaysia adalah saudara serumpun Melayu yang tidak ada bedanya dengan rekan-rekan yang memiliki rumah tinggal di dalam sebuah kompleks perumahan, yaitu tetangga sebelah. Potensi untuk bersaing, bermusuhan secara terselubung, tolong-menolong, saling pengertian, dst berpotensi untuk mengemuka.Karakteristik hidup bertetangga yang memiliki sejumlah persoalan yang khas. Kita bisa terus-menerus berhubungan secara negatif atau positif atau berada diantaranya.Malaysia jelas kekurangan tenaga kerja, suatu saat pertumbuhan industri dan ekonomi Malaysia akan mengalami kebutuhan tenaga yang cukup besar bila Malaysia ingin menjaga tingkat pertumbuhannya.Indonesia jelas mengalami masalah dalam penyediaan lapangan kerja, baik dari tingkat non-skilled labor sampai yang memiliki keahlian, banyak pengangguran karena kemandegan sebagian sektor industri, bahkan pada tingkat yang sangat ahli seperti hancurnya industri penerbangan (IPTN / Dirgantara Indonesia), Indonesia telah mengalami kehilangan tenaga kerja ahli dalam jumlah yang besar. Di sektor energi, sebagian besar orang pintar Indonesia bekerja untuk perusahaan asing multinasional. Tenaga pendidik di perguruan tinggi mengalami kehilangan manakala para pemikir Indonesia tidak melihat peluang yang baik di dunia pendidikan nasional, bahkan langkah-langkah perlahan liberalisasi pendidikan belum memperlihatkan perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan era peranan pemerintah yang besar. Baik-buruknya Indonesia Raya adalah tanah air kita, betapapun juga kita mesti menjaganya sebagai sumbangsih kita masing-masing. Bila anda pelajar, maka belajarlah sebaik yang anda bisa, bila anda mendapat amanat maka laksanakan dengan jujur, singkat kata letakan segala sesuatunya itu pada tempatnya, jangan dialih-alihkan secara sengaja karena kebodohan ataupun karena kepintaran yang licik.Kembali pada hubungan Indonesia-Malaysia, dalam kasus perburuhan cobalah juga untuk membaca pendapat rakyat Malaysia yang merasa malu dengan kasus Ceriyati (tenaga kerja Indonesia yang disiksa majikannya di Malaysia dan menjadi fenomenal karena mencoba kabur dari apartemennya di lt 15 dan terhenti hanya sampai lt.12). Setiap persoalan antar tetangga memang sangat sensitif, seringkali digeneralisir dalam kebencian secara keseluruhan, baik dalam motivasi politik maupun kepentingan domestik masing-masing. Padahal tidak seharusnya kita terus-terusan memandang hubungan Indonesia-Malaysia secara negatif dalam bentuk persaingan ataupun saling curiga.Malaysia punya harga diri, Indonesia punya harga diri, namun ketika masalah harga diri menjadi prioritas, seringkali ada kelupaan untuk memperbaiki hal-hal yang saling menyinggung di antara kedua negara.Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa hubungan tingkat masyarakat antara Indonesia-Malaysia kurang baik, karena ada kesan "kurang suka" di antara kedua pihak.Mungkin sudah saatnya dilakukan peningkatan hubungan bertetangga Indonesia-Malaysia, sehingga setiap persoalan yang muncul bisa diselesaikan tanpa membawa-bawa pesan bermusuhan yang dipanaskan melalui nasionalisme masing-masing. Tentu saja ada pihakyang senang bila kebodohan situasional yang terjadi antara Indonesia-Malaysia terus dipelihara, karena hal ini tentu bertujuan memperlemah kepentingan bersama yang sebenarnya banyak terjadi antara Indonesia-Malaysia. Bila Indonesia-Malaysia kurang harmonis, tentu akan mudah untuk memecah kesamaan pandangan antara Indonesia-Malaysia.....seolah-olah Indonesia-Malaysia ditakdirkan untuk hidup bertetangga dalam atmosfir kecurigaan yang besar.Bila hubungan baik, tentu penyelesaian secara adil (legal-formal) setiap persoalan antara Indonesia-Malaysia bisa ditempuh dengan baik.Lupakanlah cara-cara konfrontatif yang hanya akan membangkitkan nasionalisme masing-masing yang akhirnya akan merugikan semua pihak.Dalam konfrontasi Indonesia-Malaysia di zaman Bung Karno, pada saat itu Indonesia tidak bermaksud memusuhi bangsa Malaya, tetapi ingin membantu mengusir penjajah Inggris. Namun bagaimanapun itikad baik belum tentu bersambut, bahkan kecurigaan terhadap Indonesia Raya bila menjadi negara yang kuat, cukup besar di lingkungan Asia Tenggara.Kenalilah dirimu, kenalilah lawanmu, pahamilah medan persoalan diantara kamu dan lawanmu, maka kamu akan menang di setiap pertempuran. Kemenangan tidak selalu melalui konfrontasi, kemenangan tidak identik dengan penundukkan lawan, sebuah persahabatanpun bisa menjadi monumen kemenangan sejati.SekianSenopati Wirang

0 komentar: